Selasa, 18 Agustus 2015

SI AMPLANG DARI KALIMANTAN



Samarinda sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur tidak hanya terkenal dengan Pesona sungai mahakam. Ada banyak hal lain yang juga tak kalah mempesonanya dan menjadi semacam ciri khas dari Kota Samarinda. Salah satu pesona yang menjadi ciri khas tersebut terletak pada kulinernya, yaitu berupa camilan ringan. Bahkan, camilan ringan yang satu ini telah menjadi semacam oleh-oleh yang yang wajib dibawa pulang orang luar ketika berkunjung ke kota yang berjuluk Tepian (teduh rapi aman dan nyaman). Ya, camilan ringan itu adalah Amplang.




penjualan amplang tersebar di berbagai sudut di Kota Samarinda. Namun, akan lebih mudah menemui camilan ringan ini ketika melintas di jalan Slamet Riyadi Kelurahan Karang Asam. Di sepanjang jalan ini, berbagai outlet berjajar menjajakan amplang disamping juga menjajakan camilan-camilan lain khas Kota Samarinda.


Seiring waktu, setiap produsen memiliki cara tersendiri dalam berinovasi dengan produk amplangbuatannya. Di antaranya ada yang mengemas amplang dalam plastik aluminium foil yang membuatnya terlihat lebih elegan. Ada pula yang menambahkan rasa artifisial seperti barbecue, ayam bawang, lada hitam, serta rasa-rasa lainnya. Apapun inovasinya, kerupuk ini memang layak menjadi suguhan favorit bagi rekan dan kerabat di kampung halaman.


Amplang adalah sejenis krupuk yang terbuat dari campuran tepung tapioka, bumbu rempah, dan ikan pipih atau ikan tenggiri khas perairan Sungai Mahakam atau Sungai Karang Mumus. Ikan pipih atau ikan tenggiri inilah yang menjadikan amplang begitu gurih dan kriuk-kriuk ketika digigit. Sebenarnya, tidak ada keharusan menggunakan kedua jenis ikan tersebut sebagai bahan dasarnya. Ikan jenis lain pun bisa digunakan, seperti ikan haruan (ikan gabus), tetapi rasanya akan sangat berbeda.
Mula-mula Ikan tenggiri dikerik untuk diambil dagingnya. Daging ikan lalu dicampur dengan telur dan bumbu hingga berwarna kecoklatan. Adonan krupuk ini lalu diaduk, diremas-remas, agar benar-benar bercampur dan bumbunya meresap. Adonan lalu dicampur dengan tepung tapioka, diaduk-aduk, dibanting-banting, hingga menyatu. Baru kemudian dicetak, dipotong-potong aneka bentuk. Ada yang panjang, bulat, kotak, sesuai selera. Potongan krupuk langsung digoreng di wajan besar penuh berisi minyak panas. Penggorengan dilakukan berulang-ulang, hingga krupuk berwarna kecoklatan dan dirasa cukup renyah. Tak jarang setelah krupuk diangkat dari penggorengan, tapi dirasa kurang renyah setelah dicicipi, akan digoreng lagi.

Agar amplang terasa nikmat, ikan tenggiri yang digunakan harus yang benar-benar segar. “Tak boleh ikan yang sudah menginap, karena akan mempengaruhi rasa dan aroma amplang,” tegas Lisna. Adakalanya, meski sudah memakai ikan segar, amplang belum tentu sesuai yang diharapkan. Tanda-tanda bahwa amplang tidak jadi, kata juru racik, terlihat dari lamanya penggorengan. “Kalau amplang bagus, digoreng sebentar saja sudah renyah. Tapi kalau cukup lama digoreng tidak renyah juga, berarti tidak jadi,” tambahnya.

kami menyediakan amplang di store kami dengan rasa yang khas, silahkan  klik   (afrizal/dari berbagai sumber)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar